Saya merasakan ada beberapa orang yang datang dan mendekat karena cinta dan pergi bersama luka. Mengapa demikian? Keterbatasan mereka untuk mengerti, segala yang datang adalah sebuah kebaikan. Empati dan rasa memiliki dari saya dan tidak ada niatan sekalipun untuk melemahkan yang lemah. Hanya ingin memberikan semangat dengan cara yang original.
Kesempurnaan bagi saya adalah kemustahilan mungkin bagi mereka, ada saja kata dan sikap yang menolak untuk diberikan suntikan kecut semangat, mereka perasa bahkan diam. Pergi adalah sikap terakhir yang akan dilakukan.
Sikapku yang terlalu berlebihan atau mereka yang tidak ingin maju bersama, inginnya hanya sebuah mimpi. Sesungguhnya aku bosan dengan cara itu, aku lebih baik ditinggalkan.
Saya, bagi mereka hanya sebuah manusia yang mengancam, saya terlihat baik disaat bersikap manis. Sikap kritis yang saya punya, ditolak secara mentah. Terus apa yang saya dapat lakukan? Terus bertahan atau pergi? Saya lebih baik ditinggalkan daripada meninggalkan.
Sedih rasanya, ditolak. Hanya manis diawal saja, itu bagiku sudah biasa dan dapat saja kutebak ceritanya disaat pertama kita sepakat memulai.
Wah, ternyata dirimu sama seperti mereka. Tidak extraordinary, pun yang aku butuhkan bukan seperti itu. Lawan yang sepadan, kuat yang sepadan. Bukan receh seperti duit logam, atau remahan bekas gorengan. Terlalu arrogantnya saya menilai ketidakmampuan, sementara orang yang dekat dengan saya yang sebenarnya hanya butuh jeda sejenak. Pikirku itu hanya membuang waktu, sehari cukup daripada sebulan berdiam tanpa berbuat apa-apa. Hidup terus berjalan, tidak menunggu kita apakah sudah siap atau tidak.
Keadaan nantinya buat kita sadar, bahwa benar.
menolak untuk dicintai hal yang biasa, saatnya kita memikirkan bagaimana Cara Untuk Pergi ?
No comments