Merdeka! kata yang paling pas kita teriakan pada saat ini. Bukan hanya ikut merayakan Kemerdekaan RI ke-75, tetapi juga ikut berperan dalam melawan hoax.
Webinar Mengisi Kemerdekaan dengan Postingan Positif
Jumat siang di tanggal 14 Agustus 2020, saya mendapatkan pengalaman berharga karena diberikan kesempatan untuk mengikuti webinar dengan tema “Mengisi Kemerdekaan Dengan Postingan Positif” yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Female Digest.
Saya begitu excited untuk mengikuti webinar siang itu karena salah satu narasumbernya adalah mentor saya, seorang blogger senior mumpuni, Ani Berta yang familiar dipanggil dengan nama “Teh Ani”.
Webinar dimulai tepat jam 1 siang, diawali dengan bernyanyi Indonesia Raya dan dibuka oleh para petinggi KPPPA yaitu Drs. Fatahillah, Msi selaku Asdep Partisipasi Media dan kemudian dilanjutkan oleh Indra Gunawan, S..M, M.A Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat.
Dalam sambutannya, Indra Gunawan mewakili pemerintah menghimbau kepada masyarakat dan khususnya peserta webinar, untuk memanfaatkan dan mengoptimalisasi perkembangan dunia digital dengan baik. Juga mengimbau kepada orang tua, untuk selalu mendampingi anak dalam mengakses internet. Karena menurut data bahwa penyebaran konten porno, hoax dan ujaran kebencian sangat masif di Indonesia.
Webinar sesi pertama dipresentasikan oleh Amy Kamila, seorang milenial yang telah expert dalam bidang script writer dan content creator. Penjelasan yang begitu easy listening, tegas dan khas milenial banget. Amy menjelaskan bagaimana konten yang keren adalah konten yang bermakna dan menginspirasi perilaku positif. Dimana konten yang diproduksi adalah tanggung jawab kreator.
Berjuang Di Era Media Sosial
Judul ini merupakan judul dari presentasi Teh Ani Berta, yang menjadi narasumber webinar pada sesi kedua.
Meskipun beberapa kali pernah mendengar presentasi dari Teh Ani dibeberapa event blogger, rasanya tak pernah cukup untuk terus menyerap ilmu beliau yang begitu banyak. Saya pun sangat bahagia karena diberikan kesempatan bersama teman-teman yang lain dimentori secara private oleh Teh Ani dalam WA Group ISB, sebuah komunitas blogpreneur dimana beliau sebagai foundernya.
Generasi milenial saat ini terkesan tidak produktif namun konsumtif. Walaupun akses internet telah tersedia, kecenderungan untuk membuang waktu dengan sia-sia lebih diutamakan. Lebih ngabisin waktu dengan browsing hal-hal yang gak penting dan tingkat kemagerannya luar biasa.
Bagaimana berjuang di era media sosial? menurut Teh Ani
Perang lawan hoax
Penyebaran Hoax di media sosial begitu masif, sebagai pengguna media sosial yang aktif, tentunya kita perlu melakukan verifikasi sebelum share dan posting konten. Perlunya mencari sumber informasi terlebih dahulu, kroscek pada media-media mainstream. Jika informasi atau konten tersebut tidak valid, tidak perlu menyebarkan ke orang lain dan cukup berhenti di kita.
Kawal Informasi
Banyaknya informasi, berita dan foto-foto yang bertebaran di media sosial dan platform chat bisa jadi menjadi salah satu sumber hoax. Kita harus memperkuat pengetahuan literasi dengan sering membaca berita di media mainstream, termasuk melakukan research untuk mengetahui valid tidaknya informasi yang kita dapat.
Amunisi Edukasi
Menebarkan informasi dengan konten-konten positif yang kita punya adalah sebuah amunisi. Ibaratnya menjadi corong informasi bagi pemerintah, bagi warga bahkan informasi aspirasi diri.
Kita juga perlu memperkuat konten personal kita, dengan tone positif;menyemangati, memotivasi dan hindari perdebatan. Juga perlu mengedukasi orang lain dengan berbagi wawasan, tutorial, refleksi ilmu dari tokoh. Ini akan memberikan dampak langsung, contohnya : melakukan edukasi pada akar rumput, ibu-ibu PKK.
15 menit gak berasa mendengarkan pemaparan dari Teh Ani. Seharusnya Teh Ani diberikan di sesi 1 dengan durasi yang lebih panjang (itu harapan saya) hihihi. Sukses selalu Teteh.
Sebagai Penutup Webinar, Maman Suherman seolah merangkum dari apa yang diberikan oleh kedua narsum sebelumnya. Dan juga menyisipkan tentang Socrates ; benar, baik dan bermanfaat. Memberikan dasar sederhana tentang marketing AIDA; Attention, Interest, Desire dan Action. Dan juga memperkuat literasi dengan 5W+1H dengan menggunakan 5R yaitu Read, Riset, Reliable, Reflecting dan (w)Rite.
Disaat mempraktikan apa yang sudah dipaparkan oleh ketiga narsum di atas, pasti akan ada jaminan kita akan merdeka dari hoax. Kita akan terus menciptakan konten-konten positif dan edukatif.
Dan jika nantinya semua membuat konten positif, maka Indonesia semakin maju, makmur dan kreatif.
Semoga Webinar seperti ini semakin hari semakin banyak. Karena kemajuan suatu bangsa akan ditentukan oleh generasinya.
“Kita tidak dapat mengendalikan orang lain, namun kita dapat mengendalikan sikap kita..” (kutipan dari Ani Berta)
Senang saya bisa membaca reportase acara yg tidak bisa saya ikuti ini. Terlebih Teh Ani kasih materinya di group. Banyak ilmunya banget...
ReplyDeleteArti merdeka itu sangat luas ya.. ngga hanya merdeka dari penjajah saja tapi juga mendeka dari hal hal negatif seperti hoax.. duh ini hoax siapa sih yang suka bikin, pengen rasanya jewer kuping yang suka bikin berita hoax deh
ReplyDeletebener sekali mbak, merdeka itu artinya sangat luas :) termasuk sudah merdeka dari beropini nggak, karena banyak istri2 yang tidak bebas beropini pada suami2nya karena budaya patriarki di kita
ReplyDeleteMateri Webbinarnya bagus sekali mba.. Terima kasih sudah berbagi disini yah.. ��
ReplyDeletePematerinya luar biasa ya, 15 menit nggak terasa. Sebagai blogger harus berjuang banget nih untuk buat konten positif sekaligis mengedukasi
ReplyDeletePelajaran yang sangat berharga dari tulisan ini adalah kita diajak untuk menuliskan tulisan berdasarkan 5R yaitu Read, Riset, Reliable, Reflecting dan (w)Rite seperti yang kang maman utarakan. Ditambah dengan narasumber lainnya kita mendapatkan informasi yang sangat lengkap.
ReplyDeletePunchlinenya gue setuju banget sis, yes kita gak bisa ngatur orang sih sesuai kemauan kita, tapi yang bisa kita atur tuh gimana cara kita menyikapi sikap orang lain
ReplyDeletebagus ini materinya, beneran memberikan wawasan kebangsaan ya kak.... sekarang memang penting banget mengarahkan orang untuk dapat konten positif
ReplyDeleteKalau orang lain share berita bohong atau kejulidan kita ga bisa gimana ya. Tapi kita bisa mengubah perilaku kita, sikapi berita hoax dengan benar, dan kejulidan jangan lagi disebarluaskan
ReplyDeletePenutup yang sangat kuat, Mbak Gina. Saya langsung merasa relief karena sadar bahwa kita lah kunci dari peredaran konten. Dan kita lah penentunya. Jangan harap orang lain.
ReplyDeleteDi masa kini perjuangan kita di media sosial. Iya benar .. berasa itu. Berbagai paham yang tidak semua cocok dengan kita harus pandai2 memfilternya dan menghadapainya
ReplyDeleteSepakat banget, apalagi aq bergerak di sosmed juga, jadi makin semangat bikin konten positif. Kudu perang lawan hoax dan penyebaran kebencian
ReplyDeleteBagus sekali tema webinarnya nih kak. Memang penting sekali media sosial dalam kehidupan kita, sehingga kita dituntut untuk selalu membuat konten yang postif
ReplyDeleteMeerdeka bagi pekerja online yan bener banget merdeka dari hoax dengan konten positif, suka dengan paparan teh ani memang kenyataannya begitu. Makanya suka gemes, kalo lihat anak2 muda yang hanya browsing ga jelas.
ReplyDeletePadahal banyak peluang di sana untuk mengasilkan.
Materinya menarik banget suka kesel ama orang yang gampang percaya berita hoax wah pembicaranya teh Ani Berta ya asik bgt
ReplyDeleteKita tidak dapat mengendalikan orang lain, namun kita dapat mengendalikan sikap kita.
ReplyDeleteDuh, paling happy kalau bisa belajar dari Teh Ani.
Saatnya kita membantu menyaring hoax bagi generasi yang lebih tua ya. Biasanya di WAG keluarga nih yang suka sebar sebar hoax.
Tema Webinarnya bikin melek mata. Era digital saat ini sebaiknya kita memang tidak terlena dengan segala kemudahan, tetapi terus mau mengembangkan diri dengan kemajuan digital yang ada. Supaya bisa terus produktif bukan jadi konsumtif.
ReplyDeleteBalik lagi ke kitanya sendiri yang harus membentengi diri untuk melakukannya, apalagi soal share share deh, tahan dah ya sebelum di klik forward gitu hehe
ReplyDeleteSetuju bangeeeetttt. Ayo kita tulis konten positif suportif mencerahkan sebanyak-banyaknya. *note to myself :D*
ReplyDeleteKalo ada acara gini lagi, kabar=kabari dong Kak Gina. Aku kelewat mlulu euy :'(
Berjuang di era media sosial yang diungkapkan oleh Teh Ani penting banget yah. Jangan sembarang share berita tanpa kroscek terlebih dulu kebenaran nya.
ReplyDeleteSekarang medan perang kita memang di media sosial ya mba.. maari kita perangi hoax bersama
ReplyDeleteSetuju mbak, gara2 hoax byk yg berantem dan sampe perang saudara (saking ngerinya)
ReplyDeleteHoax memang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Ya, mari kita lawan hoax dengan perbanyak konten yang benar informasinya dan jelas sumbernya.
ReplyDeleteAaak ilmunya berguna sekaliii :') memang ya hoaks itu kadang narasinya keren maka kita bukan hanya menangkal saja nih saat ini tapi bikintandingannya dengan konten yang positif
ReplyDeleteHoax memang ngeselin banget, ya. Sayangnya banyak yang percaya. MEmang salah satu jalan dengan semakin bijak mencerna berita atau banyakin bikin konten positif
ReplyDeleteSedih ya Mba kalau lihat fakta yg mendominasi masih seputaran konten porno, hoax, dan semacamnya :(
ReplyDeleteSemoga acara edukasi online seperti ini makin banyak agar makin banyak masyarakat yg tercerahkan
Memang pr besar bukan hanya untum pemerintah indonesia tetapi masyarakatnya sendiri untuk melawan hoax dan konten negarif lainnya, edukasi ini penting banget untuk indonesia maju,kreatif banget
ReplyDeleteBagus banget tema webinarnya, ya sekarang tuh hoax mudah banget tersebar di sosmed nah kita2 orang jangan langsung percaya apalagi ikut menyebarkan kalau belum tentu kebenarannya.
ReplyDeleteSetuju tuh dengan teh Ani kalau kita tidak bisa mengendalikan orang lain tapi kita bisa mengendalikan sikap kita, kita bisa jadi solusi juga sih sebenarnya
ReplyDeleteMengisi kemerdekaan dengan postingan positif. Aih iyaa, bener. Itulah cara kita sebagai netizen dalam merayakan ulang tahun kemerdekaan di masa kini.
ReplyDeletekontrol untuk menghentikan konten hoax ada di diri kita yang harus bisa memilah milih pada konten yang valid ataupun tidak
ReplyDeletehallo mbak gina (serasa manggil nama sendiri , hehe). petuahnya mbak ani ini yg saya pake bgt skrg. Utk parenting terutama, karena lingkungan luar seringkali nggak mendukung, jadi memang kendali dari dalam itu sya yakini lebih kuat. Ternyata dalam bermedia juga berlaku yaaa.
ReplyDeleteZaman sekarang emang kadang sulit membedakan hoax dan yanh bukan, kadang orang terpelajar yang kita anggap panutan suka juga nyebar berita hoax, mesti pandai pilih berita ya
ReplyDeleteBenar banget susah kalau mengendalikan orang lain, yang paling penting mulai dari kitanya aja dulu. Dan selalu stop di kita soal hoax jangan ikut menyebarkan
ReplyDeleteMesti banyak belajar.
ReplyDeleteBiasanya teori begini, pas dikasih prakteknya langsung gemesssh...
Memang jadi orang harus sabar dan gak grusa-grusu yaa...
Wah ada kang Maman Suherman, suka deh dengan cara beliau mengajarkan ilmu menulis. Yang penting dicatat adalah
ReplyDelete5R yaitu Read, Riset, Reliable, Reflecting dan (w)Rite seperti yang kang maman tuturkan itu.
sebisa mungkin kita juga berperan ya buat ngasih tau orang-orang terdekat kita tentang hoax. aku sempat baca, indonesia "memproduksi" berita hoax terbanyak selama pandemi lho. cape deeeh
ReplyDeletekata kata teh ani melekat sekali di aku, generasi milenialsaat ini terkesan tidak produktif namun konsumtif. waduhh ini iya banget ya.
ReplyDeletejadi terpacu untuk bikin konten konten yang positif
Perang lawan hoax perlu dari diri sendiri dan sekitar, niscaya hoax perlahan akan menghilang. amin
ReplyDelete